Judul : Teknik Pemeranan
link : Teknik Pemeranan
Teknik Pemeranan
Teknik Pemeranan
Seorang pemeran yang bermain di teater menggunakan seperangkat alat dan teknik agar bisa memainkan karakter peran yang akan d imainkan.
Alat dan teknik tersebut berfungsi agar ekspresi pemeran akan muncul dan bisa menghidupkan karakter peran. Dalam rangka usaha untuk menghidupkan ekspresi itu maka pemeran akan berusaha untuk menciptakan cara yang beragam agar dapat memenuhi tuntutan teknis pemeranan. Latihan-latihan yang dilakukan bisa berupa latihan nonteknis dan latihan yang bersifat teknis. Latihan non-teknis adalah latihanNpenguasaan tubuh (latihan olah tubuh dan latihan olah vokal) dan jiwa yang terpusat pada pikirannya. Sedangkan latihan yang bersifat teknis adalah latihan yang terfokus pada latihan penguasaan peran yang akan dimainkan.
Latihan teknik ini penting dilakukan oleh pemeran karena dalam menjalankan tugasnya, ia harus terampil menggunakan segala aspek yang diperlukan saat memainkan peran. Semakin terampil ia memainkan peran, maka penonton semakin mengerti dan mau menerima permainan itu. Latihan teknik ini harus dipelajari dan dikuasai, tetapi ketika teknikteknik ini sudah terkuasai maka harus lebur menjadi milik pribadi pemeran. Teknik-teknik itu harus menjadi sesuatu yang spontan ketika digunakan.
Pelatihan Pemeran
1. Latihan Teknik Muncul
Teknik muncul (the technique of entrance) menurut Rendra dalam buku Tentang Bermain Drama (1985, hal. 12), adalah suatu teknik seorang pemeran dalam memainkan peran untuk pertama kali memasuki sebuah pentas lakon. Pemunculan pemeran ini bisa diawal pementasan, pada suatu babak lakon, atau pada adengan lakon. Pemunculan pemeran ini harus memberikan gambaran secara keseluruhan terhadap peran yang dimainkan.
a. Cobalah muncul dari sisi panggung atau tempat yang di guna kan sebagai panggung dengan terge sa-gesa. Rasa kan keter gesa-gesaan tersebut ke mu dian mintalah evaluasi dari teman-teman mu atau guru pembimbingmu, apakah kamu sudah ter lihat ter gesa-gesa. Lakukan latihan ini ber u langulang sam pai kamu bisa Me rasakan rasa ter gesagesa tersebut.
b. Coba ulangi lagi muncul dengan ter gesa-gesa, ke - mu dian berhenti dan li hat lah di sekeliling ruang pang gung tersebut yang di teruskan dengan men cari sesu a tu di pang gung tersebut.
c. Cobalah keluar panggung tersebut de ngan ter gesa-gesa kemu dian kembali lagi ma suk panggung dengan rasa yang bahagia.
d. Lakukan latihan teknik muncul ini dengan rasa yang berbeda-beda, kadang sedih, gembira, marah, ma lu- malu, curiga, lucu dan lainlain.
e. Buatlah kelompok la tihan dan ajaklah te man mu latihan tek nik muncul ini de ngan cara ada yang di luar panggung dan ada yang di dalam pang gung. Ke lompok yang di dalam pang gung berbicara bebas dalam kelompok, ke mu dian ke lompok yang di luar pang gung masuk ke panggung dengan rasa sedih. Kelompok yang di dalam panggung merespon ke lom pok yang baru ma suk dengan pan dangan kemudian berbicaralah dengan bebas ketika me res pon tersebut.
f. Latihan diterus de ngan kelompok yang di dalam pang gung, kemudian ke luar pang gung dengan ma rahma rah. Res pon lah ke - lom pok yang ma rah-marah ter sebut dan lihat lah ketika keluar panggung.
g. Latihlah dengan ke lom pok yang di dalam panggung merasakan ke se dihan yang luar biasa, kemudian ke lompok yang diluar panggung masuk ke panggung, terus me respon kelompok yang sedih tersebut. Lakukan dialog sam pai kelompok tersebut merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
h. Lakukan latihan ini berulang- ulang dan ber gan ti an dengan rasa yang ber bedabeda, kemudian minta lah pendapat kepada temanteman yang lain dan guru yang ada tentang latihan teknik muncul ini.
2. Latihan Teknik Memberi Isi
Teknik memberi isi adalah teknik untuk memberi isi pengucapan dialog-dialog untuk menonjolkan emosi dan pikiran-pikiran yang ter kandung dalam dialog tersebut. Menurut Rendra (1985, hal. 18), teknik memberi isi adalah cara untuk menonjolkan emosi dan pikiran di balik kalimat-kalimat yang diucapkan dan dibalik perbuatanperbuatan yang dilakukan di dalam teater.
a. Bacalah dialog-dialogdari naskah cerita yang telah kamu susun
b. Berilah tanda pada katakata dalam dialog tersebut yang kamu anggap penting.
c. Bacalah dialog-dialog yang telah kamu beri tanda tersebut dengan tekanan yang berbeda dari kata-kata yang lain.
d. Bacalah dialog-dialog yang telah kamu beri tanda tersebut dengan perasaan sedih, kemudian ulangi tapi se karang dengan pera saan gembira, dan pera saanperasaan yang lainnya.
e. Bacalah dialog-dialog ter sebut sampai habis dan beri catatan pada kata-kata yang kamu anggap pen ting itu diucapkan dengan perasaan yang sesuai.
3. Latihan Teknik Pengembangan
Teknik pengembangan bisa dilakukan dengan teknik pengembangan pengucapan dan teknik pengembangan jasmani. Teknik pengembangan pengucapan dilakukan dengan menaikkan volume suara, menaikkan tinggi nada suara, menaikkan kecepatan tempo suara, menurunkan volume suara, nada suara, dan kecepatan tempo suara. Teknik pengembangan jasmani bisa dilakukan dengan menaikkan tingkat posisi jasmani, berpaling, berpindah tempat, melakukan gerak anggota badan, dan ekspresi muka.
a. Bacalah dialog-dialog da lam naskah cerita yang telah kamu susun dan telah kamu beri tanda dengan menaikkan volume suara, terus diulang dengan menurunkan vo lu me suara.
b. Ulangi lagi membacanya, tapi sekarang dengan nada yang tinggi, kemu dian diulang namun di baca dengan nada yang rendah.
c. Cobalah membaca dia log-dialog dalam naskah tersebut dengan posisi yang bermacam-macam, kadang berdiri, ka dang duduk, kadang ber paling, kadang mendekat terus bicara atau kadang menjauh terus bicara
d. Beri catatan pada dia log-dialog yang telah kamu latih kan tersebut, sehingga nanti bisa dilatihkan ulang.
4. Latihan Teknik Membina Puncak-Puncak
Teknik membina puncak-puncak adalah teknik yang dilakukan oleh pemeran terhadap jalannya pementasan lakon. Teknik ini dilakukan oleh pemeran untuk menuju klimaks permainan. Teknik ini bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Buatlah kelompok un tuk latihan ini dan lakukan latihannya.
b. Latihan menahanin ten si tas emosi, yaitu dengan cara melakukan tahap demi tahap penggunaan emosi peme ran pada sua tu pementasan la kon. Misal nya keti ka A marah, maka kema rahan itu bisa dilakukan mulai dari kemarahan yang pa ling rendah sam pai pada puncak kemarahan tingkat yang pa ling tinggi. Ka lau kemarahan itu pada awalnya sudah dimulai dari ting kat yang tinggi maka ketika sampai pada puncaknya sudah tidak bisa
marah lagi.
c. Latihan menahan reak si terhadap perkem bang an alur yaitu menye su ai kan tingkat emosi yang terdapat pada alur yang sedang dimainkan. Misalnya, si A memain kan peran yang sangat ketakutan, dan ketakutan itu harus muncul pada kli maks. Ma ka reaksi ke ta kut an ter sebut ha rus di sesuaikan dengan adegan-adegan yang sedang ber langsung sam pai pada puncak ketakutan pada klimaks.
d. Latihan gabungan, yaitu me madukan antara ge rakan dan suara. Apabila pemeran meng gu na kan suara yang keras maka harus di im bangi dengan gerak an-gerakan yang di tahan, begitu juga sebaliknya apabila pemeran menggunakan gerak an-gerakan yang cepat maka suaranya yang ditahan. Apabila sudah sampai puncak semuanya digabung anta ra gerakan dan suara.
e. Latihan kerjasama an tara pemain, yaitu sua tu kerjasama yang di tempuh oleh pemeran di panggung untuk membina puncak per ma inan. Usaha bisa dilakukan dengan cara ke ba lik an. Misalnya, A berbicara dengan in ten sitas tinggi maka B harus bicara dengan tempo yang lambat dengan penuh tekanan, A banyak bergerak atau berpindahpindah maka B tidak
terlalu banyak bergerak hanya mengawasi perpin dahan A. Baru pada puncaknya antara A dan B bersama mencapai puncak suara dan gerakan.
f. Latihan penempatan pe main yaitu dengan c a r a memi n d a h - min dah kan di atas pentas. Secara teknis pemeran yang ber ada di panggung bagi an belakang akan lebih kuat dibanding dengan pemeran yang berada di panggung bagian depan ketika pemeran itu berhadap-hadapan.
5. Latihan Teknik Timming
Latihan teknik timming ini bertujuan untuk melatih teknik ketepatan waktu antara aksi tubuh dan aksi ucapan atau ketepatan antara gerak tubuh dengan dialog yang diucapkan. Teknik timming bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu gerakan dilakukan sebelum kata-kata diucapkan, gerakkan dilakukan bersamaan kata-kata diucapkan, gerakkan dilakukan sesudah kata-kata diucapkan.
a. Lakukan latihan ini secara berkelompok dan gunakan naskah cerita yang sudah kamu susun.
b. Bacalah satu dialog sam pai habis kemudian pindah tempat menuju teman dialogmu
e. Bacalah satu dialog sampai habis, kemudian pindah tempat menjauhi teman dialogmu
f. Bacalah satu dialog sam bil pindah tempat me nuju teman dialogmu
g. Bacalah satu dialog sam bil pindah menjauh dari teman dialogmu
h. Bergeraklah menuju te man mu, kemudian bacalah satu dialog sampai habis.
i. Bergeraklah menjauhi temanmu, kemudian baca lah satu dialog sampai habis.
j. Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai merasa tepat dan tan dai lah dialog-dialog tersebut, apakah harus di lakukan dialog dulu terus bergerak atau ber gerak dulu terus dialog atau bersamaan, dialog sambil bergerak.
6. Latihan Teknik Improvisasi
Latihan teknik improvisasi ini merupakan latihan teknik dasar permainan tanpa ada persiapan atau bersifat spontan. Teknik ini berguna untuk mengasah kepekaan seorang pemeran untuk mengatasi suatu masalah yang timbul pada saat pementasan. Dengan latihan improvisasi seorang calon pemeran juga terasah daya cipta dan daya khayalnya.
a. Lakukan latihan impro visasi dengan temanmu dengan cerita yang meng gembirakan, misalnya kamu mengabarkan bah wa kamu punya se pe da baru yang sangat canggih.
b. Lakukan improvisasi dengan temanmu de ngan cerita yang menye dihkan, misalnya kamu bercerita tentang hewan peliharaanmu yang mati.
c. Lakukan improvisasi de ngan temanmu dengan cerita yang menyedihkan tetapi temanmu menang gapinya dengan cerita yang mengembirakan.
Sumber : buku k13 seni Budaya kelas IX
Seorang pemeran yang bermain di teater menggunakan seperangkat alat dan teknik agar bisa memainkan karakter peran yang akan d imainkan.
Alat dan teknik tersebut berfungsi agar ekspresi pemeran akan muncul dan bisa menghidupkan karakter peran. Dalam rangka usaha untuk menghidupkan ekspresi itu maka pemeran akan berusaha untuk menciptakan cara yang beragam agar dapat memenuhi tuntutan teknis pemeranan. Latihan-latihan yang dilakukan bisa berupa latihan nonteknis dan latihan yang bersifat teknis. Latihan non-teknis adalah latihanNpenguasaan tubuh (latihan olah tubuh dan latihan olah vokal) dan jiwa yang terpusat pada pikirannya. Sedangkan latihan yang bersifat teknis adalah latihan yang terfokus pada latihan penguasaan peran yang akan dimainkan.
Latihan teknik ini penting dilakukan oleh pemeran karena dalam menjalankan tugasnya, ia harus terampil menggunakan segala aspek yang diperlukan saat memainkan peran. Semakin terampil ia memainkan peran, maka penonton semakin mengerti dan mau menerima permainan itu. Latihan teknik ini harus dipelajari dan dikuasai, tetapi ketika teknikteknik ini sudah terkuasai maka harus lebur menjadi milik pribadi pemeran. Teknik-teknik itu harus menjadi sesuatu yang spontan ketika digunakan.
Pelatihan Pemeran
1. Latihan Teknik Muncul
Teknik muncul (the technique of entrance) menurut Rendra dalam buku Tentang Bermain Drama (1985, hal. 12), adalah suatu teknik seorang pemeran dalam memainkan peran untuk pertama kali memasuki sebuah pentas lakon. Pemunculan pemeran ini bisa diawal pementasan, pada suatu babak lakon, atau pada adengan lakon. Pemunculan pemeran ini harus memberikan gambaran secara keseluruhan terhadap peran yang dimainkan.
a. Cobalah muncul dari sisi panggung atau tempat yang di guna kan sebagai panggung dengan terge sa-gesa. Rasa kan keter gesa-gesaan tersebut ke mu dian mintalah evaluasi dari teman-teman mu atau guru pembimbingmu, apakah kamu sudah ter lihat ter gesa-gesa. Lakukan latihan ini ber u langulang sam pai kamu bisa Me rasakan rasa ter gesagesa tersebut.
b. Coba ulangi lagi muncul dengan ter gesa-gesa, ke - mu dian berhenti dan li hat lah di sekeliling ruang pang gung tersebut yang di teruskan dengan men cari sesu a tu di pang gung tersebut.
c. Cobalah keluar panggung tersebut de ngan ter gesa-gesa kemu dian kembali lagi ma suk panggung dengan rasa yang bahagia.
d. Lakukan latihan teknik muncul ini dengan rasa yang berbeda-beda, kadang sedih, gembira, marah, ma lu- malu, curiga, lucu dan lainlain.
e. Buatlah kelompok la tihan dan ajaklah te man mu latihan tek nik muncul ini de ngan cara ada yang di luar panggung dan ada yang di dalam pang gung. Ke lompok yang di dalam pang gung berbicara bebas dalam kelompok, ke mu dian ke lompok yang di luar pang gung masuk ke panggung dengan rasa sedih. Kelompok yang di dalam panggung merespon ke lom pok yang baru ma suk dengan pan dangan kemudian berbicaralah dengan bebas ketika me res pon tersebut.
f. Latihan diterus de ngan kelompok yang di dalam pang gung, kemudian ke luar pang gung dengan ma rahma rah. Res pon lah ke - lom pok yang ma rah-marah ter sebut dan lihat lah ketika keluar panggung.
g. Latihlah dengan ke lom pok yang di dalam panggung merasakan ke se dihan yang luar biasa, kemudian ke lompok yang diluar panggung masuk ke panggung, terus me respon kelompok yang sedih tersebut. Lakukan dialog sam pai kelompok tersebut merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
h. Lakukan latihan ini berulang- ulang dan ber gan ti an dengan rasa yang ber bedabeda, kemudian minta lah pendapat kepada temanteman yang lain dan guru yang ada tentang latihan teknik muncul ini.
2. Latihan Teknik Memberi Isi
Teknik memberi isi adalah teknik untuk memberi isi pengucapan dialog-dialog untuk menonjolkan emosi dan pikiran-pikiran yang ter kandung dalam dialog tersebut. Menurut Rendra (1985, hal. 18), teknik memberi isi adalah cara untuk menonjolkan emosi dan pikiran di balik kalimat-kalimat yang diucapkan dan dibalik perbuatanperbuatan yang dilakukan di dalam teater.
a. Bacalah dialog-dialogdari naskah cerita yang telah kamu susun
b. Berilah tanda pada katakata dalam dialog tersebut yang kamu anggap penting.
c. Bacalah dialog-dialog yang telah kamu beri tanda tersebut dengan tekanan yang berbeda dari kata-kata yang lain.
d. Bacalah dialog-dialog yang telah kamu beri tanda tersebut dengan perasaan sedih, kemudian ulangi tapi se karang dengan pera saan gembira, dan pera saanperasaan yang lainnya.
e. Bacalah dialog-dialog ter sebut sampai habis dan beri catatan pada kata-kata yang kamu anggap pen ting itu diucapkan dengan perasaan yang sesuai.
3. Latihan Teknik Pengembangan
Teknik pengembangan bisa dilakukan dengan teknik pengembangan pengucapan dan teknik pengembangan jasmani. Teknik pengembangan pengucapan dilakukan dengan menaikkan volume suara, menaikkan tinggi nada suara, menaikkan kecepatan tempo suara, menurunkan volume suara, nada suara, dan kecepatan tempo suara. Teknik pengembangan jasmani bisa dilakukan dengan menaikkan tingkat posisi jasmani, berpaling, berpindah tempat, melakukan gerak anggota badan, dan ekspresi muka.
a. Bacalah dialog-dialog da lam naskah cerita yang telah kamu susun dan telah kamu beri tanda dengan menaikkan volume suara, terus diulang dengan menurunkan vo lu me suara.
b. Ulangi lagi membacanya, tapi sekarang dengan nada yang tinggi, kemu dian diulang namun di baca dengan nada yang rendah.
c. Cobalah membaca dia log-dialog dalam naskah tersebut dengan posisi yang bermacam-macam, kadang berdiri, ka dang duduk, kadang ber paling, kadang mendekat terus bicara atau kadang menjauh terus bicara
d. Beri catatan pada dia log-dialog yang telah kamu latih kan tersebut, sehingga nanti bisa dilatihkan ulang.
4. Latihan Teknik Membina Puncak-Puncak
Teknik membina puncak-puncak adalah teknik yang dilakukan oleh pemeran terhadap jalannya pementasan lakon. Teknik ini dilakukan oleh pemeran untuk menuju klimaks permainan. Teknik ini bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Buatlah kelompok un tuk latihan ini dan lakukan latihannya.
b. Latihan menahanin ten si tas emosi, yaitu dengan cara melakukan tahap demi tahap penggunaan emosi peme ran pada sua tu pementasan la kon. Misal nya keti ka A marah, maka kema rahan itu bisa dilakukan mulai dari kemarahan yang pa ling rendah sam pai pada puncak kemarahan tingkat yang pa ling tinggi. Ka lau kemarahan itu pada awalnya sudah dimulai dari ting kat yang tinggi maka ketika sampai pada puncaknya sudah tidak bisa
marah lagi.
c. Latihan menahan reak si terhadap perkem bang an alur yaitu menye su ai kan tingkat emosi yang terdapat pada alur yang sedang dimainkan. Misalnya, si A memain kan peran yang sangat ketakutan, dan ketakutan itu harus muncul pada kli maks. Ma ka reaksi ke ta kut an ter sebut ha rus di sesuaikan dengan adegan-adegan yang sedang ber langsung sam pai pada puncak ketakutan pada klimaks.
d. Latihan gabungan, yaitu me madukan antara ge rakan dan suara. Apabila pemeran meng gu na kan suara yang keras maka harus di im bangi dengan gerak an-gerakan yang di tahan, begitu juga sebaliknya apabila pemeran menggunakan gerak an-gerakan yang cepat maka suaranya yang ditahan. Apabila sudah sampai puncak semuanya digabung anta ra gerakan dan suara.
e. Latihan kerjasama an tara pemain, yaitu sua tu kerjasama yang di tempuh oleh pemeran di panggung untuk membina puncak per ma inan. Usaha bisa dilakukan dengan cara ke ba lik an. Misalnya, A berbicara dengan in ten sitas tinggi maka B harus bicara dengan tempo yang lambat dengan penuh tekanan, A banyak bergerak atau berpindahpindah maka B tidak
terlalu banyak bergerak hanya mengawasi perpin dahan A. Baru pada puncaknya antara A dan B bersama mencapai puncak suara dan gerakan.
f. Latihan penempatan pe main yaitu dengan c a r a memi n d a h - min dah kan di atas pentas. Secara teknis pemeran yang ber ada di panggung bagi an belakang akan lebih kuat dibanding dengan pemeran yang berada di panggung bagian depan ketika pemeran itu berhadap-hadapan.
5. Latihan Teknik Timming
Latihan teknik timming ini bertujuan untuk melatih teknik ketepatan waktu antara aksi tubuh dan aksi ucapan atau ketepatan antara gerak tubuh dengan dialog yang diucapkan. Teknik timming bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu gerakan dilakukan sebelum kata-kata diucapkan, gerakkan dilakukan bersamaan kata-kata diucapkan, gerakkan dilakukan sesudah kata-kata diucapkan.
a. Lakukan latihan ini secara berkelompok dan gunakan naskah cerita yang sudah kamu susun.
b. Bacalah satu dialog sam pai habis kemudian pindah tempat menuju teman dialogmu
e. Bacalah satu dialog sampai habis, kemudian pindah tempat menjauhi teman dialogmu
f. Bacalah satu dialog sam bil pindah tempat me nuju teman dialogmu
g. Bacalah satu dialog sam bil pindah menjauh dari teman dialogmu
h. Bergeraklah menuju te man mu, kemudian bacalah satu dialog sampai habis.
i. Bergeraklah menjauhi temanmu, kemudian baca lah satu dialog sampai habis.
j. Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai merasa tepat dan tan dai lah dialog-dialog tersebut, apakah harus di lakukan dialog dulu terus bergerak atau ber gerak dulu terus dialog atau bersamaan, dialog sambil bergerak.
6. Latihan Teknik Improvisasi
Latihan teknik improvisasi ini merupakan latihan teknik dasar permainan tanpa ada persiapan atau bersifat spontan. Teknik ini berguna untuk mengasah kepekaan seorang pemeran untuk mengatasi suatu masalah yang timbul pada saat pementasan. Dengan latihan improvisasi seorang calon pemeran juga terasah daya cipta dan daya khayalnya.
a. Lakukan latihan impro visasi dengan temanmu dengan cerita yang meng gembirakan, misalnya kamu mengabarkan bah wa kamu punya se pe da baru yang sangat canggih.
b. Lakukan improvisasi dengan temanmu de ngan cerita yang menye dihkan, misalnya kamu bercerita tentang hewan peliharaanmu yang mati.
c. Lakukan improvisasi de ngan temanmu dengan cerita yang menyedihkan tetapi temanmu menang gapinya dengan cerita yang mengembirakan.
Sumber : buku k13 seni Budaya kelas IX
Demikianlah Artikel Teknik Pemeranan
Sekianlah artikel Teknik Pemeranan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Teknik Pemeranan dengan alamat link Sapiens