Syair: Gurindam

Gurindam - Hallo sahabat puisi,pengertian dari syair dan contoh ragam syair,pengertian syair dan pantun pengertian puisi syair serta pengertian dan contoh syair Wisata Alam, Puisi, baca lagi di Pengertian syair Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Gurindam, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel bahasa indonesia, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Gurindam
link : Gurindam

Baca juga: sapiens, Pengertian syair


Gurindam

kesempatan ini kalian disuguhi pula salah satu jenis puisi lama lainnya, yaitu gurindam. Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang terdiri atas dua baris dalam satu bait dengan irama akhir yang sama, merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian dan baris kedua berisi jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

Gurindam yang paling monumental di Indonesia adalah “Gurindam Dua Belas” karya Raja Ali Haji. Berikut dapat kalian lihat teks “Gurindam Dua Belas”.

Gurindam Dua Belas

Ini gurindam pasal yang pertama
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma’rifat.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia melarat.

Ini gurindam pasal yang kedua
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua temasya.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
[...]

Ini gurindam pasal yang kesebelas
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hajat.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.

Ini gurindam pasal yang kedua belas
Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh anayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.

Sumber :  Buku Bahasa Indonesia k13 kelas xi



Demikianlah Artikel Gurindam

Sekianlah artikel Gurindam kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Gurindam dengan alamat link Sapiens
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
bahasa indonesia