Syair: Syair

Syair - Hallo sahabat puisi,pengertian dari syair dan contoh ragam syair,pengertian syair dan pantun pengertian puisi syair serta pengertian dan contoh syair Wisata Alam, Puisi, baca lagi di Pengertian syair Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Syair, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel bahasa indonesia, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Syair
link : Syair

Baca juga: sapiens, Pengertian syair


Syair

Antara pantun dan syair sebenarnya ada kemiripan. Syair merupakan bentuk puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat larik.
Akan tetapi, syair bersajak rata atau a-a-a-a. Pada umumnya syair merupakan rangkaian kisah yang panjang. Semua baris merupakan isi dan biasanya tidak selesai dalam satu bait karena digunakan untuk menceritakan sesuatu (bandingkan dengan pantun).
Awal mulanya syair berasal dari jazirah Arab yang artinya puisi atau sajak. Untuk lebih jelasnya, kalian akan diajak menikmati “Syair Nyanyian Anak” berikut.

Syair Nyanyian Anak

Dengan bismillah kami mulai,
alhamdulilah selawatnya nabi.
Dengan takdir Allahurobbi,
sampailah maksud yang dicintai.

Seorang anak cinta yang lama,
sekarang sudah kami terima.
Seorang anak diberi nama,
kami ayunkan bersama-sama.
Emas dan perak kami ayunkan,
anak ditaruh di dalam ayunan.
Tali ayunan kami pegangkan,
emas dan perak kami nyanyikan.

Dipanggil kami orang sekalian,
oleh ibu bapakmu tuan.
Serta diberi minum dan makan,
menyertakan syukur kepada tuhan,
syukur kepada Allah ta’ala.
Karena mendapat intan gemala,
memberi sedekah beberapa pula.

Dengan sekadar ada segala,
dipanggil sekalian kaum kerabat.
Serta sekalian handai sahabat,
segala jiran kawan berdekat.
Semuanya datang dengan selamat,
jauh dan dekat datang sekalian.

Besar dan kecil laki-laki dan perempuan,
setengahnya datang ada yang berjalan.
Setengahnya berjalan berpayung awan,
ingatlah kami datang bertalu.

Mengunjungi engkau hilir dan hulu,
mengayun engkau maksud begitu.
Karena niat ibu bapakmu,
jika panjang sudah umurmu.
Jasa mereka balas olehmu,
wahai anakku pikir olehmu.
Besarlah hati ibu bapakmu,
ibu bapakmu mari dengarkan.

Anak diayun kami nyanyikan,
bersama-sama kita doakan.
Harap allah minta perkenan,
ada pun anak masa kecilnya.

Harum-haruman ibu bapaknya,
hinggalah sampai masa umurnya.
Tujuh tahun genap bilangannya,
tujuh tahun sampai kiraan.

Umur anak muda bangsawan,
inilah anak jadi perhiasan.
Kepada ibu bapakmu tuan,
sehingga sampai umurnya tuan.

Sepuluh tahun cukup bilangan,
ketika itu menjadi tulan.
Atau seteru menjadi lawan,
demikianlah anak kami khabarkan.

Ibu bapakmu minta pikirkan,
carilah ilmu janganlah segan.
Memeliharakan anak serta pelajaran,
jika besar cahayanya mata.
Ajarkan ilmu agama kita,
jika ilmu tak ada di kita.
Serahkan kepada alim pendeta,
demikianlah anak supaya berilmu.
Baik dan jahat nyata di situ,
dengan sebab demikian itu.

Jadilah baik sebarang laku,
jikalau tidak demikian peri.
Tentulah anak tidak mengerti,
jadilah anak buta dan tuli.
Baik dan jahat sama sekali,
jika anak tiada pelajaran.
Halal dan haram diserupakan,
bersifat salah tidak berpengetahuan.
Akhirnya anak menjadi lawan,
anak melawan sudahlah pasti.

Ibu dan bapak tidak peduli,
sebab tidak kita ajari.
Dunia dan akhirat kita nan rugi,
betapa tidak rugi demikian.
 103
Dari kecilnya kita peliharakan,
beberapa belanja harta dihabiskan.
Sudahlah besar menjadi lawan,
di dalam dunia demikian peri.
Di akhirat azab diterima lagi,
pelajaran ada tidak peduli.

Anak dibiarkan bersuka hati,
nyata kerugian ibu dan bapak.
Karena tidak mengajar anak,
sebab itu janganlah tidak.

Ikhtiarkan sungguh pelajaran anak,
dengan sebenarnya pelajaran itu.
Bolehlah baik tingkah dan laku,
jadilah anak orang nomor satu.

Dunia akhirat boleh membantu,
anak demikian jikalau didapat.
Laksana penyakit menjadi obat,
demikianlah tuan mula ibarat.

Maklumlah tuan karena makrifat,
ayuhai ibu ayuhai bapak.
Demikian nasihat kami serentak,
harap perkenan janganlah tidak.
Mudahlah sampai barang kehendak,
sehingga itu berhati sudah.
Mengayun anak nazam ditambah,
harap selamat berhati sudah.
Supaya ibumu janganlah gundah,
wahai anakku segeralah tidur.
Lekaslah besar supaya masyur,
jika anakku tidaklah tidur.
Ibu bapakmu menjadi hibur,
ayuhai anak ingat olehmu.
Harap dibalas jasa ibumu,
serta pula jasa bapakmu.
Kemudian pula handai sahabatmu,
sehingga itu berarti mudah.
Mengayun anak nazam ditambah,
nazam dimulai dengan bismillah.
disudahi pula dengan alhamdulillah,
ya Allah kholikul bakhri.
Beri petunjuk sekalian kami,
iman dan taat jadikan kami,
dunia akhirat minta disenangi.

Sumber :  Buku Bahasa Indonesia k13 kelas xi



Demikianlah Artikel Syair

Sekianlah artikel Syair kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Syair dengan alamat link Sapiens
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
bahasa indonesia